Jurnal Pribados

26 December 2012

LIBURAN

Liburan seringkali identik dengan bersenang-senang, yah,,karena memang begitu kenyataannya. Nggak bisa dipungkirin lagi, alasan utama untuk berlibur adalah melepaskan segala kepenatan dan menanggalkan rutinitas yang itu-itu saja. Tak terkecuali saya, niat berlibur selalu diawali dengan hasrat ingin bersenang-senang.

Namun seringkali juga kita mendapatkan banyak bonus selain bersenang-senang, yang lebih sering dikenang ketika telah selesai liburan. Liburan (yang saya maksud liburan ke tempat asing) selalu memberikan banyak pelajaran yang bisa digunakan (setidaknya dipikirkan) untuk menjalani hidup ke depannya.

Liburan akhir tahun ini saya mendapat kesempatan untuk berlibur ke pulau kalimantan, liburan sekaligus silaturahmi kerumah kakak yang ada di kabupaten berau (kalimantan timur). Penduduk di kota ini mayoritas pendatang (dari jawa, NTT, sulawesi, banjarmasin, sunda dll) yang memiliki semangat juang yang sangat tinggi untuk bertahan hidup. Beberapa dari mereka bekerja di pertambangan batubara, berjualan di pasar, di pinggir jalan, bertani.

Sekedar sharing, dari obrolan saya dengan teman-teman di kampus, banyak teman yang takut untuk merantau. Beberapa dari mereka tidak mau merantau dengan alasan tidak mau jauh dari keluarga. Bahkan ada yang berprinsip :

makan ga makan asal kumpul

Jika melihat dari tempat saya kuliah sekarang, "BANDUNG", memang kota yang cukup ideal untuk dihuni, udara sejuk, akses keluar kota yang mudah, banyak tempat wisata, mojangnya yang (mungkin) geulis. cukup membuat saya betah tinggal di bandung. (dibalik macet, banjir dan banyaknya kriminal). Mungkin wajar jika banyak teman-teman yang ingin melanjutkan hidup setelah wisuda di dekat kota ini. (paling tidak pulau jawa)

Berkaca dari penduduk daerah ini yang berani menyeberang pulau dan berpanas-panas dengan 30 derajat celcius lebih setiap harinya. Rasanya saya malu hanya berani bercita-cita hidup di zona nyaman nan sejuk.


Saya juga sempat berkunjung ke pulau derawan. Ya..pulau yang terkenal akan keindahan alam lautnya yang masih asri. Sebelum sampai ke pulau itu, saya harus menempuh 2 jam perjalanan darat dari tanjung redeb ke tanjung batu, kemudian dilanjut naik speedboat sekitar 20 menit sampai akhirnya sampai di pulau derawan.
Selama 2 jam perjalanan darat, saya melintasi hutan tropis khas kalimantan, yang masih hijau, tapi sebagian rusak karena aktifitas logging dan pertambangan batubara. Kata mereka, setelah aktifitas logging dan pertambangan selesai, akan ada recovery lahan yang akan membuat lahan tersebut kembali hijau.
Sedikit muncul pertanyaan dipikiran :

Jika hutan telah dibuat hijau kembali, apakah binatang-binatang bisa lahir sendiri??

Dari beberapa obrolan dengan penduduk setempat, saya mencoba menarik kesimpulan bahwa

kebutuhan manusia sulit untuk seiring sejalan dengan kelestarian alam

Dilematis memang, ketika harus memikirkan kebutuhan diri sendiri dan kelestarian makhluk lain. Saya pun masih bingung mana yang harus didahulukan.



Sampai di derawan, hal yang pertama muncul di benak adalah rasa syukur atas keindahan alamnya. Air lautnya yang jernih, pasirnya yang putih dan penduduknya yang ramah dan belum money oriented. Penginapan, penyewaan alat-alat snorkeling, speedboat, peralatan diving, cindera mata,, hampir semua dimiliki oleh penduduk pulau. Hal yang sangat menyenangkan melihat keindahan alam yang berbanding lurus dengan kesejahteraan penduduk sekitar.
Berbanding terbalik dengan pulau kalimantan yang sebagian besar keuntungan dikuasai oleh sedikit pihak yang mungkin berada di pulau seberang.

Banyak hal yang saya dapatkan, tapi tidak tau harus menyebutnya apa, yang jelas hal-hal tersebut akan sulit didapatkan jika kita hanya diam di satu tempat dan bertemu dengan hal-hal yang itu lagi, itu lagi.

Tips : sediakan waktu untuk merenung dan menyendiri dibalik kesenangan liburan.
:)


1 comment:

  1. "kebutuhan manusia sulit untuk seiring sejalan dengan kelestarian alam"

    hmm mungkin karena itulah manusia jadi mengesampingkan kelestarian alam ya, dilematis

    ReplyDelete

Was humbly designed and developed by MAKMALF.com. Written by Bayu Saputra Pribadi.