Jurnal Pribados

11 November 2020

Freediving : Awal dan Awal yang Baru


Perjalanan saya ke Pulau Derawan pada tahun 2012 memunculkan keinginan untuk bisa "diving". Betapa indahnya bawah laut pulau derawan pada saat itu namun saya hanya bisa melihatnya dari permukaan. Melihat beberapa diver yang baru saja menyelesaikan sesi divingnya, membuat saya tertarik untuk bisa melakukan apa yang mereka lakukan.


Sepulangnya dari derawan, saya mencari komunitas diving yang ada di Bandung. Melalui internet saya menemukan komunitas bernama Bandung Frediving atau BFD yang ternyata rutin melakukan latihan di kolam kampus saya (UPI) setiap weekend. 


Setelah bercengkrama dengan komunitas ini, barulah saya tau ternyata ada 2 jenis "diving" yaitu diving dengan menggunakan tabung udara (seperti yang saya lihat di Derawan) dan diving dalam satu tarikan nafas. Aktivitas menyelam yang menggunakan tabung  adalah SCUBA (Self Containing Underwater Breathing Apparatus) Diving, sedangkan menyelam dengan menggunakan satu tarikan nafas adalah Freediving. 


Ternyata saya menemukan komunitas 'Diving" yang tidak sesuai dengan niat awal. haha


Pernahkah kalian menemukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan, namun berlanjut jatuh cinta pada hal tersebut ??


Beginilah saya dengan Freediving. 


8 years later, tahun 2020


Pandemi COVID-19 membuat saya dan banyak orang lainnya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Di waktu luang yang lebih banyak dari biasanya, saya membuka kembali foto-foto lama di galeri, dan menemukan memori tentang kegiatan freediving yang kurang lebih 4 tahun saya tinggalkan. Saya pun mencoba mencari teman-teman komunitas via social media yang sempat lost contact. Voila, ternyata banyak teman-teman dari BFD yang sudah menjadi Certified Freediver, bahkan beberapa ada yang sudah menjadi instruktur Freediving. 





Saat aktivitas diluar rumah sudah mulai dilonggarkan oleh pemerintah, saya mencoba untuk mendaftar kursus freediving.


Orang pertama yang saya hubungi adalah Galih. Dia sudah menjadi Instruktur freediving (Agency : AIDA dan Apnea Total ) dan membuka Freediving School yang bernama Air Apnea di Bandung. Karena pada saat itu Galih hanya mengadakan kursus freediving di area Bandung dan saya tinggal di sekitaran Jakarta, akhirnya saya belum jadi ikut kursus dengan Air Apnea.


Lalu saya menghubungi Yuuji , Dia membuka Freediving School bernama Wonderblue Freedive (Agency : Pure Apnea dan PADI Freediver) yang berlokasi di Jakarta. Sempat ragu karena agency freedivingnya adalah Pure Apnea (dulu saya cuma tahu AIDA saja. haha ), tetapi Yuuji menjelaskan kepada saya bahwa pada dasarnya filosofi dan disiplin yang diajarkan masing-masing agency adalah sama. Akhirnya saya mengikuti kursus freediving Level 1 di Wonderblue Freedive.


Tentang bagaimana saya mengikuti kursus freediving level 1, doakan saya nggak males nulis ceritanya di postingan selanjutnya :D



N.B : Silahkan klik link yang saya sisipkan jika berminat untuk mengikuti kursus freediving di area Jakarta atau Bandung. Saya jamin kedua teman saya itu adalah instruktur yang kompeten dan baik hati :D

No comments:

Post a Comment

Was humbly designed and developed by MAKMALF.com. Written by Bayu Saputra Pribadi.