Jurnal Pribados

13 November 2013

Intermezzo : Koruptor Budiman, renungan dari sebuah tulisan.

Tulisan-tulisan yang jujur membuat pembacanya jadi berpikir dan merenungi hal-hal yang ada di dalamnya. Kali ini saya membaca tulisan Agus Noor yang berjudul Koruptor Budiman. Terus terang saya tidak tahu apakah tulisan ini merupakan tulisan yang benar-benar jujur dari seorang Agus Noor atau tidak. Yang jelas tulisan itu berhasil membuat saya berpikir dan merenunginya.

Bisa jadi tulisan itu adalah sindiran pada mereka yang melakukan korupsi. Namun ada sisi lain yang saya tangkap disini. Kenyataan yang memang ada, tentang tidak ada satu pun manusia yang bersih. 

Koruptor Budiman, tentang seorang koruptor yang dengan bangga menyerahkan diri karena telah melakukan korupsi. Bangga karena hasil korupsinya dipakai untuk sedekah, untuk meratakan persebaran uang di negeri ini, yang mungkin hanya berputar di kalangan "beruang" jika mengikuti peraturan yang benar.

Emha Ainun Nadjib bilang, kesalahan hanyalah kebenaran yang tertunda. Maka yang nggak korupsi pun hanya soal kesempatan yang tertunda. Koruptor atau bukan, menyitir si jalang Chairil Anwar, semua akan dapat tempat, semua akan dapat giliran.

Pertanyaannya, apakah jika mengikuti peraturan yang benar, semua rakyat akan sejahtera?
Apakah yatim piatu dan anak terlantar benar-benar dipelihara?
Apakah pedagang es dawet di pasar menikmati uang yang berputar di kalangan "beruang"?

Koruptor Budiman itu dengan bangganya menjadi semacam Robin Hood, semacam Zoro, yang peduli pada rakyat kecil. Dia bangga tentang kelakuannya yang semakin menjatuhkan perekonomian dan moral negerinya.

Negeri ini tak bisa diselamatkan, kecuali dengan mempercepat proses pembusukan. Koruptor macam kita mesti mendukung proses itu. Bila tidak, negeri ini akan terus nggak jelas seperti ini.

Sujiwo Tejo pernah bilang bahwa Tuhan itu Maha Paradoks, maka wajar saja jika kehidupan yang diciptakannya ini penuh dengan paradoks. Semacam menebang hutan lalu membuat kayunya menjadi kertas, kemudian menuliskan "Selamatkan Hutan" di kertas tersebut. Koruptor Budiman yakin bahwa aksi penyelamatan harus dilakukan dengan cara mempercepat proses penghancuran.

Entahlah, yang jelas tidak ada satu hal pun yang diciptakan Tuhan tanpa memiliki arti. Apa artinya polisi tanpa ada kejahatan. Pasti ada maksudnya Tuhan menciptakan Iblis, malaikat, dan manusia. Kejahatan bukanlah kondisi dimana kebaikan tidak ada. Seperti koruptor, kejahatan adalah kejahatan, yang diciptakan Tuhan untuk maksud tertentu.




No comments:

Post a Comment

Was humbly designed and developed by MAKMALF.com. Written by Bayu Saputra Pribadi.