Jurnal Pribados

30 July 2013

Beda Jalannya tapi Sama Susahnya

Susah itu sama saja.
Pada dasarnya orang-orang menganggap kesulitannya adalah hal yang lebih sulit dibanding kesulitan orang lain. Apalagi jika dibandingkan dengan orang yang berbeda latar belakangnya, berbeda bidangnya. 

Di kampus, temen-temen bercerita tentang sulitnya kuliah di jurusannya, di fakultasnya. Mereka yang kuliah di jurusan bahasa asing bercerita bahwa susahnya dua kali lipat menempuh studi di jurusannya karena mereka harus menulis skripsi dalam bahasa asing. Susahnya dua kali, nulis skripsi dan menerjemahkannya ke bahasa asing. Temen-temen di fakultas MIPA juga cerita bahwa menempuh studi di fakultasnya lebih sulit dari lainnya. Setelah ujian sidang, mereka masih harus menjalani ujian komprehensif, ya,,mereka mesti mempelajari kembali materi dari semester awal sampai semester akhir. Dan di fakultas teknik, mahasiswa mesti menempuh praktek industri, kemudian membuat tugas akhir, baru membuat skripsi. Hal-hal ini yang membuat mereka merasa kuliah teknik setingkat lebih sulit daripada kuliah di jurusan-jurusan lainnya.

Intinya, kita pasti merasa susah ketika menghadapi kesulitan-kesulitan, dan wajar jika kita menganggap kesulitan kita satu tingkat diatas kesulitan orang lain. Tinggal bagaimana kita menyikapi kesulitan-kesulitan itu. Boleh dengan terus bercerita sehingga orang lain maklum ketika kita tidak bisa mengatasi kesulitan tersebut, atau mengurangi bicara (baca : mengeluh) dan mulai menggerogoti kesulitan-kesulitan itu sampai habis. 

:)

*jurusan lain yang nggak disebut bukan berarti nggak punya kesulitan. Gue cuma belum pernah diceritain.


1 comment:

Was humbly designed and developed by MAKMALF.com. Written by Bayu Saputra Pribadi.